Welcome To My Blog

Tempat Berbagi Ilmu Teknik Informatika. Semoga bermanfaat!

Selasa, 30 September 2014

Membuat new project android dengan eclipse dan sql server

Membuat Project Baru Dengan Eclipse

1.  Clik New pada toolbar

2. Muncul window baru, buka folder android, pilih Android Application Project, lalu Next

3. Isi form yang disediakan
  • Aplication Name adalah nama aplikasi misal “aplikasi 1″
  • Project Name adalah nama project direktori dan akan muncul di Eclipse
  • Pakage Name adalah nama name space dari aplikasi, package name harus uniq tidak boleh ada yang sama dalam aplikasi yang terinstal dalam sistem android. Solusinya, biasanya para developer menggunakan aturan baku sendiri dalam membuakan package name misalanya “indra.laman.namaaplikasi”. Penting: tidak boleh menggunakan package name “com.example” saat publish aplikasi di google play.
  • Minimum Required SDK adalah versi terendah dimana aplikasimu bisa dijalankan android. Agar aplikasimu bisa digunakan berbagai jenis android, disarankan menggunakan versi terendah dari android. Tentunya versi android yang dipilih, sesuai dengan kebutuhan aplikasimu.
  • Target SDK adalah versi tertinggi dari android yang bisa menggunakan aplikasimu. Pilih saja yang paling tinggi.
  • Compile With adalah platform yang di gunakan untuk mengkompile aplikasi. Secara default, ini akan diset pada versi terahir dari yang sudah terinstal. Saat buku ini ditulis, seharunya minimal android vers 4.1 atau keatas, jika masih dibawah itu download lagi saja menggunakan sdk manager.
  • Theme untuk menentukan UI style dari aplikasi
  • next

layar berikutnya, adalah konfigurasi project, biarkan default lalu next
4. Layar berikutnya adalah untuk menentukan launcher icon dari aplikasi, silakan pilih icon suka-suka, lalu next

5. Pilih activity template, untuk yang baru pertama kali dan biar gak bingung, pilih saja BlankActivity
6. Finish



Selasa, 23 September 2014

RUP (Rational Unified Process)

Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perankat lunak. Gambar dibawah menunjukkan secara keseluruhan arsitektur yang dimiliki RUP.
RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar dibawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu:
§  Dimensi pertama digambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari phase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu beberapa iterasi.  Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration, Construction, dan Transition.
§  Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas


Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration dan Change Manegement, Project Management, Environtment. 
Gambar  Arsitektur Rational Unified Process

Pada penggunaan kedua standard tersebut diatas yang berorientasi obyek (object orinted) memiliki manfaat yakni:
Improve productivity
Standard ini dapat memanfaatkan kembali komponen-komponen yang telah tersedia/dibuat sehingga dapat meningkatkan produktifitas 
Deliver high quality system
Kualitas sistem informasi dapat ditingkatkan sebagai sistem yang dibuat pada komponen­komponen yang telah teruji (well-tested dan well-proven) sehingga dapat mempercepat delivery sistem informasi yang dibuat dengan kualitas yang tinggi.
Lower maintenance cost
Standard ini dapat membantu untuk menyakinkan dampak perubahan yang terlokalisasi dan masalah dapat dengan mudah terdeteksi sehingga hasilnya biaya pemeliharaan dapat dioptimalkan atau lebih rendah dengan pengembangan informasi tanpa standard yang jelas.
Facilitate reuse
Standard ini memiliki kemampuan yang mengembangkan komponen-komponen yang dapat digunakan kembali untuk pengembangan aplikasi yang lainnya.
Manage complexity
Standard ini mudah untuk mengatur dan memonitor semua proses dari semua tahapan yang ada sehingga suatu pengembangan sistem informasi yang amat kompleks dapat dilakukan dengan aman dan sesuai dengan harapan semua manajer proyek IT/IS yakni deliver good quality software within cost and schedule time and the users accepted.
Fase RUP
§  Inception/insepsi
§  Elaboration/elaborasi
§  Construction/konstruksi
§  Transition/transisi

         Inception
        Menentukan Ruang lingkup proyek
        Membuat ‘Business Case’
        Menjawab pertanyaan “apakah yang dikerjakan dapat menciptakan ‘good business sense’ sehingga proyek dapat dilanjutkan
         Elaboration
        Menganalisa berbagai persyaratan dan resiko
        Menetapkan ‘base line’
        Merencanakan fase berikutnya yaitu construction

         Construction
        Melakukan sederetan iterasi
        Pada setiap iterasi akan melibatkan proses berikut: analisa desain, implementasi dan testing
         Transistion
        Membuat apa yang sudah dimodelkan menjadi suatu produk jadi
        Dalam fase ini dilakukan:
         Beta dan performance testing
         Membuat dokumentasi tambahan seperti; training, user guides dan sales kit
         Membuat rencana peluncuran produk ke komunitas pengguna

Peran Use Case Pada Setiap Fase
         Inception
        Menolong mengembangkan scope proyek
        Menolong menetapkan penjadwalan dan anggaran
         Elaboration
        Menolong dalam melakukan analisa resiko
        Menolong mempersiapkan fase berikutnya yaitu konstruksi
         Construction
        Melakukan sederetan iterasi
        Pada setiap iterasi akan akan melibatkan proses berikut: analisa desain, implementasi dan testing
         Transistion
        Membuat apa yang sudah dimodelkan menjadi suatu produk jadi
        Dalam fase ini dilakukan:
         Beta dan performance testing
         Membuat dokumentasi tambahan seperti; training, user guides dan sales kit
         Membuat rencana peluncuran produk ke komunitas pengguna



Penerapan Tahapan Metodologi Pengembagan Perangkat Lunak dengan Menggunakan RUP (Contoh Kasus)
     Metodologi Rational Unified Process (RUP). Metode RUP merupakan metode pengembangan kegiatan yang berorientasi pada proses. Dalam metode ini, terdapat empat tahap pengembangan perangkat lunak yaitu:
§  Inception                  
Pada tahap ini pengembang mendefinisikan batasan kegiatan, melakukan analisis kebutuhan user, dan melakukan       perancangan awal perangkat lunak (perancangan arsitektural dan use case). Pada akhir fase ini, prototipe perangkat lunak versi Alpha harus sudah dirilis
§  Elaboration  :
Pada tahap ini dilakukan perancangan perangkat lunak mulai dari menspesifikasikan fitur perangkat lunak hingga perilisan prototipe versi Betha dari perangkat lunak.
§  Construction           
Pengimplementasian rancangan perangkat lunak yang telah dibuat dilakukan pada tahap ini. Pada akhir tahap ini, perangkat lunak versi akhir yang sudah disetujui administrator dirilis beserta  dokumentasi perangkat lunak.
§  Transition               
Instalasi , deployment dan sosialisasi perangkat lunak dilakukan pada tahap ini. 

Rabu, 17 September 2014

SDLC (System Development Life Cycle)

System Development Life Cycle atau yang biasa kita kenal dengan SDLC adalah proses yang digunakan oleh analis sistem untuk mengembangkan sistem informasi mulai dari perencanaan, pentuan kebutuhan, perancangan, validasi, sampai pelatihan, dan penyerahan kepada konsumen.

SDLC merupakan alur kerja baku yang biasa dipakai oleh perusahaan-perusahaan vendor software dalam mengembangkan software aplikasi produksinya. SDLC tidak hanya penting untuk proses produksinya softwarenya saja, namun terlebih juga penting untuk proses maintenance software itu sendiri.

SDLC merupakan alurkerja yang mirip dengan air terjun. biasanya memerlukan waktu cukup panjang apabila menggunakan SDLC. karena apabila perkerjaan pada tahap satu belum selesai maka ia tidak akan beralih ke tahap dua. ini adalah salah satu kelemahan menggunakan SDLC. berikut gambar 'air terjun' itu.
kemudian secara garis besar SDLC dibagi menjadi 5 fase, yaitu :
Penjelasan fase diatas akan kita bahas. berikut penjelasannya.
1. 1. Fase Planning

· Review project request

- Menyadari masalah

- Menyeleksi kebutuhan user dari proses identifikasi dengan melihat kapasitas teknologi dan efisiensi.

· Prioritize project requests

- Memprioritaskan apa yang sudah disepakati terlebih dahulu.

- Kebutuhan sistem (kontrak dengan klien)

· Allocate resources

- Alokasi sumber daya adalah penjadwalan kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan saat mengambil, mempertimbangkan baik ketersediaan sumber daya dan waktu proyek.

· Indetify project development team

- Mengidentifikasi kebutuhan fungsional dan non fungsional.

Non fungsional: sistem bisa menjadi tidak digunakan jika tidak dipenuhi.

- Menggunakan CASE (Computer Aided Software Engineering) tools, bahas pemrograman tertentu dan menggunakan bahasa tertentu.

- Kebutuhan dokumen dan perangkat lunak (developer)


2. 2. Fase Analysis

· Conduct preliminary investigation

- Melihat kembali kebutuhan, keperluan, dan penggunaan apa saja yang akan diperlukan pada sistem yang akan dibangun.

· Perform detailed analysis activities:

- Mengkonsolidasi dan menegaskan kebutuhan bisnis,

- Melaksanakan proyek infrastruktur manajemen termasuk persyaratan, konfigurasi, dan layanan data dukungan manajemen dan unilitas.

- Merevisi rencana untuk mendokumentasikan perubahan lingkup proyek termasuk perubahan bisnis, jadwal, dan persyaratan teknis.

- Merevisi rencana untuk merekomendasikan perubahan dalam sumber daya yang tersedia termasuk anggaran, keterampilan, staf, dan pelatihan,

- Mengidentifikasi akuisi data, konversi, dan strategi validasi,

- Menyempurnakan arsitektur teknis dan membangun prototype arsitektur.

- Mengidentifikasikan dan menyempurnakan persyaratan rinci dan mengalokasikan kebutuhan untuk merancang.

Study current system

- Suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Determine user requirements

- Mendidik peserta dan pemakainya,

- Mengklompokkan pengguna, tugasnya, teknis lingkungannya, lingkungan fisik maupun organisasi apa yang akan menggunakan sistem ini.

- Audit sistem, yaitu merupakan postimplamentation review untuk memastikan keriteria kinerja terpenuhi

- Pemeliharaan sistem(maintenance):

a. memperbaiki kesalahan, yaitu kesalahan yang tidak ditemui pada saat testing (tahap penerapan)

b. menjaga kemutakhiran sistem, yaitu misal pembaharuan rumus-rumus perhitungan yang berubah

c. meningkatkan sistem

Recommended solution

- Menyiapakan usulan solusi. Dilakukan oleh analis.

- Menyetujui atau menolak rancangan dilakukan oleh manager

- Mengidentifikasi berbagai alternatif sistem, yaitu memikirkan kombinasi piranti yang mungkin dipakai, diikutsertakan dengan penghapusan kombinasi yang dirasa tidak kompetibel atau tidak layak.


3. 3 Fase Design

Setiap manajemen didisain pada jaringan komputer dimana setiap karyawan atau perusahaan yang memakai memiliki workstation. Dan fase ini berisi faktor-faktor yang sangat penting yang nantinya mempengaruhi kualitas perangkat lunak, dan memiliki dampak yang besar pada tahap selanjutnya, khususnya pengujian dan pemeliharan.

· Acquire hadware and software, if necessary

- Hadware dan software aplikasi yang berjalan untuk mengakses server database jika diperlukan

· Develop details of system

- Desain yang detail menggambarkan bagaimana sistem informasi yang diusulkan mampu memberikan kapabilitas yang digambarkan secara umum dalam desain awal.

- Menulis laporan, semua pekerjaan dala desain awal dan desain yang detail akan dikemas dalam laporan yang terperinci. Anda bisa melakukan persentasi atau diskusi saat menyerahkan laporan ini kepada manajemen senior.



4. 4 Fase Implementasi

kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang mengahasilkan suatu sistem yang bekerja.

· Develop programs, if necessary

- Saat program sudah jadi diusulkan jika perlu program yang sudah jadi tersebut dapat dikembangkan kembali agar apa yang sudah didapat bisa lebih optimal kinerjanya.

· Install and new system

- Proses menghentikan sistem lama untuk beralih ke sistem baru disebut cutover, dan ada 4 pendekatan dasar :
o Pilot (percontohan).
Mencobakan suatu sistem percobaan yang diterapkan pada satu subset dari keseluruhan operasi
o Serrentak (Immediate).
langsung beralih dari sistem lama ke sistem baru secara bersamaan (keseluruhan). Ini cukup riskan sehingga cocok untuk perusahaan skala kecil
o Bartahap (Phased).
Cutover dilakukan pada suatu bagian/subsistem untuk suatu waktu, selanjutnya beralih atau bertambah untuk subsistem yang lain. Ini lebih populer untuk perusahaan skala besar.
o Paralel.
Dengan tidak meninggalkan sistem yang lama sistem baru mulai dipergunakan untuk duji sampai sistem baru dinyatakan selesai diuji. Pendekatan ini paling aman tetapi juga paling mahal
· Trains user

- Melatih pengguna, ada banyak piranti yang bisa digunakan membuat pengguna mengenal sistem yang baru dengan baik. Dari dokumentasi hingga video tape hinga pelatihan di ruang kelas secara langsung ataupun tidak langsung.

· Convert to new system

- Konversi ke sistem yang baru, proses transisi dari sistem informasi yang lama ke yang baru, melibatkan konversi perangkat keras, perangkat lunak, dan file. Ad 4 strategi untuk melakukan konversi, yaitu:

a. Implementasi langsung : pengguna hanya berhenti menggunakan sistem yang lama dan mulai menggunakan yang baru.

b. Implementasi paralel : sistem lama dan sistem yang baru berjalan berdampingan sampai sistem yang baru menunjukan keandalannya disaat sistem yang lama tidak berfungsi lagi.

c. Implementasi bertahap : baian-bagian dari sistem baru dibuat dalam fase terpisah. Entah waktu yang berbeda (paralel) atau sekaligus dalam kelompok-kelompok (langsung).

d. Implementasi pilot : seluruh sistem dicoba, namun hanya oleh beberapa pengguna. Setelah kendalanya terbukti barulah sistem bisa diimplementasikan pada pengguna lainnya.


5. 5 Fase Support

menyediakan dukungan pengguna dan membantu mereka mendapatkan nilai maksimal dari sistem baru.

· Conduct post-implementation system review

- Mengidentifikasi kelayakan sistem yang akan digunakan agar mendapatkan nilai yang maksimal dari sistem yang baru.

· Indentify errors and enhancements

- Mengidentifikasi kesalahan dan Dukungan pengguna tambahan disediakan, sebagai kegiatan yang sedang berlangsung, untuk membantu menyelesaikan masalah yang dilaporkan.

· Monitor system perfomence

- Memonitor system ialah menyesuaikan dan meningkatkan system dengan cara melakukan audit dan evaluasi secara periodic dan dengan membuat perubahan berdasarkan kondisi-kondisi baru. Meskipun pengonversian sudah lengkap, bahkan pengguna sudah dilatih, system tidak bisa berjalan dengan sendirinya. Inilah tahap dimana system harus dimonitor untuk memastikan bahwa system itu berhasil. Pemeliharaan tidak hanya menjaga agar mesin tetap berjalan, namun juga meng-upgrade dan meng-update system agar bisa mengikuti perkembangan produk, jasa, layanan, peraturan pemerintah, dan ketentuan lain yang baru.



sumber:
1. http://members.fortunecity.com/khabib1/sim/mis4.html dan
2. bahan materi kuliah.